Kesalahan Diagnosis yang Paling Sering Terjadi pada Anak
Kesalahan diagnosis atau wrong diagnosis
artinya seseorang diberikan diagnosis penyakit tertentu tetapi
sebenarnya belum tentu mengalami gangguan tersebut. Bukan hanya di
Indonesia, hal ini juga sering terjadi di luar negeri. Istilah dan
kondisi yang hampir serupa diistilahkan pit fall diagnosis, overdiagnosis atau misdiagnosis.
Banyak
faktor yang terjadi mengapa hal itu sering terjadi. Faktor utama adalah
dalam beberapa penyakit yang dalam menentukan gold standar atau untuk
memastikan suatu penyakit dengan diagnosis klinis atau hanya dengan
mengamati riwayat penyakit dan manifestasi penyakit. Sedangkan alat
bantu diagnosis seperti pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya tidak banyak diharapkan karena sering spesifitas dan
sensitifitas tidak terlalu bagus sehingga sering mengakibatkan false positif atau false negatif.
Berikut kesalahan diagnosis yang paling sering terjadi, khususnya pada anak-anak :
Alergi susu sapi
Alergi susu sapi
Menentukan
vonis anak menderita alergi susu sapi tidaklah semudah yang
dibayangkan. Tidak semua manifestasi alergi haruslah disebabkan karena
alergi susu sapi. Penyebab alergi susu sapi hanya berkisar sekitar 2-3%,
tetapi faktanya hampir semua anak yang mengalami gejala alergi, sering
langsung diagnosis alergi susu sapi. Banyak bayi awalnya didiagnosis
alergi susu sapi dan diadviskan untuk minum susu yang mahal. Ternyata
saat dilakukan evaluasi ternyata anak tersebut tidak mengalami alergi
susu sap kasus lain saat usia o-6 bulan minum susu sapi tidak ada
masalah tetapi saat usia 7 bulan divonis alergi susu sapi.
Infeksi bakteri
Infeksi bakteri
Kesalahan
diagnosis sering lainnya adalah penyakit virus didiagnosis sebagai
infeksi bakteri. Gangguan infeksi muntaber, muntah, diare, demam, batuk,
pilek atau infeksi akut lainnya sebagian besar disebabkan karena
infeksi virus yang tidak memerlukan antibiotika. Tetapi fakta yang ada
sebagian besar terjadi overdiagnosis atau overtreatment. Banyak kasus
demikian diberi antibiotika yang seharusnya tidak perlu diberi
antibiotika.
Alergi debu
Alergi debu
Setiap
Debu yang paling sering dianggap sebagai penyebab keluhan batuk, pilek,
sinusitis berkepanjangan. Sebenarnya penyebab utama alergi debu adalah
debu rumah atau "house dust". Debu di luar rumah jarang dianggap sebagai
penyebab alergi. Bahkan banyak orangtua menyangka bahwa batuk dan pilek
berkepanjngan karena adanya proyek bangunan di sekitar rumah. Gangguan karena debu
termasuk reaksi cepat biasanya tidak berlangsung lama, begitu paparan
debu tersebut hilang maka dalam beberapa saat keluhan tersebut akan
menghilang. Bila gangguan tersebut berlangsung lama bisa dipastikan
adalah reaksi lambat, keadaan seperti inilah tampaknya alergi makanan
seringkali dapat dicurigai. Penyebab dan pemicu alergi yang sering
adalah infeksi virus atau flu hal ini sering tidak disadari penderita
alergi.
ADHD
ADHD
Banyak kasus anak
tidak bisa diam, gangguan konsentrasi dan gangguan emosi divonis sebagai
ADHD padahal bukan. Banyak anak normal juga mempunyai menifestai tidak
bisa diam, gangguan konsentrasi dan gangguan emosimeski dalam bentuk
yang tidak berat. Kondisi normal ini sering terjadi pada penderita
alergi dengan gangguan saluran cerna. ADHD adalah wrong diagnosis terbesar di Amerika Serikat.
Demam tifus
Demam tifus
Seringkali
seseorang didiagnosis tifus sampai lebih dari 2-4 kali dalam setahun
padahal tidak menderita penyakit tersebut. Kesalahan diagnosis tifus
seringkali terjadi karena spesifitas hasil pemeriksaan laboratorium
darah widal atau pemeriksaan IgG dan IgM tifus tidaklah baik. Sering
terjadi false positf pada infeksi virus atau DBD. Makanya seringkali
terjadi penderita DBD divonis juga sebagai tifus karena hasil
laboratorium tifus positif padahal tidak mengidap tifus. Reaksi false
positif hasil laboratorium tifus ini seringkali terjadi pada penderita
alergi atau hipersenitif karena reaksi antibodinya sangat reaktif sering
mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium.
Alergi dingin
Alergi dingin
Gejala
bersin, batuk, pilek berkepanjangan sering didiagnosis sebagai alergi
dingin. Sebenarnya dingin hanyalah sekedar pencetus atau memperberat
bukan penyebab. Artinya bila penyebab alergi lainnya tidak ada maka
meski dingin tidak akan menimbulkan keluhan. Dingin atau AC sering juga
dianggap biang keladi penyebabnya. Tetapi pendapat ini tidak sepenuhnya
benar karena banyak penderita alergi batuk saat tidur siang dengan AC
yang sangat dingin tidak timbul gejala batuk tersebut. Hingga saat ini
masih belum diketahui mengapa gejala alergi atau asma sering timbul saat
malam hari. Diduga peranan hormonal sirkadial yang mengakibatkan
fenomena gejala saat malam dan pagi hari lebih sering terjadi. Demkikian
juga bila dicermati penderita yang divonis alergi dingin suatu saat
tinggal.beberapa lama di lembang yang sangat dingin bahkan tinggal di
Eropa selama beberapa bulan saat musim dingin keluhan pilek dan
batukjustru sembuh.
Dampak
yang terjadi bila kesalahan diagnosis ini terjadi ini kadang ringan
sampai berdampak fatal. Dampak ringan lainnya adalah mengorbankan biaya
yang sangat besar misalnya. Bila diagnosis meragukan, sebaiknya dilakukan second opinion
atau meminta pendapat kedua ke dokter ahli lainnya. Bila terjadi
kesalahan diagnosis, seringkali disertai kesalahan terapi dan
pengobatannya.
Kesalahan Diagnosis yang Paling Sering Terjadi pada Anak
Reviewed by Unknown
on
8:16 AM
Rating:
